tempat kos kosan surga ku
tempat kos kosan surga ku
Cerita ini terjadi ketika aku masih kelas 1
SMA. Pada waktu itu aku kos di daerah tempat aku sekolah. Tempat kosku
berada tidak jauh dari sekolahanku. Namaku Dodo, tinggi 167 cm, berat 58
kg, dan aku mempunyai wajah yang boleh dibilang lumayan tampan (menurut
temen-temenku).
Cerita ini merupakan pengalaman pertamaku
melakukan hubungan seksual. Cewek yang pertama kali merasakan penis ku
adalah teman kos ku sendiri. Namanya Nita, tinggi kurang lebih 155 cm,
dan mempunyai wajah yang cantik. Dan didukung dengan bodi yang bisa
bikin cowok merangsang ketika melihatnya.
Nita adalah cewek yang
baik dan ramah pada setiap orang. Aku menganggap Nita sudah kayak
saudara sendiri. Karena aku memang anak tunggal, jadi aku ingin
mempunyai seorang saudara. Dan menurut ku Nita bisa jadi kakak yang baik
buat aku. Usia ku selisih 5 tahun dengan usia Nita, aku kelas 1 SMA dan
Nita sudah mahasiswi semester 7.
Pada malam itu aku baru datang
dari pulang kampung karena pada saat itu lagi liburan sekolah. Sampai di
kos-kosan aku lihat masih sepi karena teman-teman belum pada kembali ke
kos-kosan. Aku merasa capek setelah melakukan perjalanan selama 2 jam
dari rumah menuju kos-kosan. Aku segera istirahat sambil tiduran
dikamar. Tapi aku tidak bisa beristirahat dengan nyaman, karena telah
terjadi peperangan adu tembak didalam perut ku. Rasa lapar tidak bisa
ditahan lagi sehingga aku keluar dan membeli makanan.
Setelah aku
kembali, peperangan didalam perut ku yang tadi begitu heboh, ternyata
sudah melakukan perdamaian. Saat aku membuka pintu kamar, aku dikagetkan
dengan suara yang datangnya dari arah belakangku.
"Baru datang ya Do...?"
Suara itu sudah tidak asing lagi di telingaku. Tidak salah lagi itu adalah suara Nita.
"Ehh...mbak Nita. Iya mbak aku baru datang tadi"
aku menjawab pertanyaan Nita sambil melempar senyum kepadanya.
aku menjawab pertanyaan Nita sambil melempar senyum kepadanya.
"Kamu bisa nganterin mbak sebentar nggak Do?"
"Nganterin kemana mbak?"
aku bertanya kepada Nita.
"mbak mau ngambil buku dirumah teman"
"aduh...gimana ya?" aku berkata sambil garuk-garuk kepala mengekspresikan kebingungan. Lalu dengan kelihatan sedikit kesal Nita berkata
"ya udah dehh...mbak pergi sendiri saja kalau kama nggak bisa"
"Jangan...!!!! Ini kan sudah malam mbak. Aku bukannya tidak mau, tapi aku capek banget"
Lalu Nita tersenyum dan berkata
"ouw gitu? Tenang saja Do, entar mbak pijatin dehh!!! Lagian rumah teman mbak deket kok dari sini"
"ya udah deh, kalau gitu aku ambil kunci motor sebentar ya!" aku berkata sambil berjalan menuju ke kamar untuk mengambil kunci motor ku.
"Nganterin kemana mbak?"
aku bertanya kepada Nita.
"mbak mau ngambil buku dirumah teman"
"aduh...gimana ya?" aku berkata sambil garuk-garuk kepala mengekspresikan kebingungan. Lalu dengan kelihatan sedikit kesal Nita berkata
"ya udah dehh...mbak pergi sendiri saja kalau kama nggak bisa"
"Jangan...!!!! Ini kan sudah malam mbak. Aku bukannya tidak mau, tapi aku capek banget"
Lalu Nita tersenyum dan berkata
"ouw gitu? Tenang saja Do, entar mbak pijatin dehh!!! Lagian rumah teman mbak deket kok dari sini"
"ya udah deh, kalau gitu aku ambil kunci motor sebentar ya!" aku berkata sambil berjalan menuju ke kamar untuk mengambil kunci motor ku.
"Thanks ya Do..." Nita berkata dengan wajah gembiranya.
Setelah aku keluar dari kamar, aku segara menghidupkan motor dan
mengantar mbak Nita. Ternyata tidak lama kemudian sudah sampai didepan
rumah teman mbak Nita.
"kamu nggak ikut masuk Do?"
"nggak usah deh aku tunggu disini saja"
Tidak lama kemudian Nita keluar dari rumah temannya dan langsung mengajakku balik.
"nggak usah deh aku tunggu disini saja"
Tidak lama kemudian Nita keluar dari rumah temannya dan langsung mengajakku balik.
Setelah sampai di kos-kosan, aku langsung masuk ke kamar. Tidak lama kemudian ada yang mengetok pintu kamar ku.
"Do...udah tidur apa belum" suara Nita dibalik pintu.
"masuk saja mbak! Nggak dikunci kok" aku menyuruh Nita masuk dengan masih tiduran. Aku kaget melihat Nita memakai tank top dan rok mini masuk kedalam kamarku.
"ada apa mbak?" aku bertanya kepada Nita.
"kamu kan tadi bilang, kalau kamu lagi capek. Gimana kalau mbak pijatin kamu"
"Boleh..." aku menjawab sambil membalikkan badan ku yang tadi terlentang menjadi tengkurap.
"Lapasin dong baju kamu, kan biar lebih enak mijatnya"aku langsung bangun dan melepas bajuku terus kembali tengkurap. Setelah sekian lama memijat Nita bertanya
"enak nggak pijatan mbak?"
"hemmm...." aku hanya bergumam tanpa menjawab
"Do...udah tidur apa belum" suara Nita dibalik pintu.
"masuk saja mbak! Nggak dikunci kok" aku menyuruh Nita masuk dengan masih tiduran. Aku kaget melihat Nita memakai tank top dan rok mini masuk kedalam kamarku.
"ada apa mbak?" aku bertanya kepada Nita.
"kamu kan tadi bilang, kalau kamu lagi capek. Gimana kalau mbak pijatin kamu"
"Boleh..." aku menjawab sambil membalikkan badan ku yang tadi terlentang menjadi tengkurap.
"Lapasin dong baju kamu, kan biar lebih enak mijatnya"aku langsung bangun dan melepas bajuku terus kembali tengkurap. Setelah sekian lama memijat Nita bertanya
"enak nggak pijatan mbak?"
"hemmm...." aku hanya bergumam tanpa menjawab
"ehh...jangan mau enak sendiri dong!! Gantian dong!" Nita berkata sambil menghentikan pijatannya.
"ya dehh..." aku berkata dan langsung bangun.
"ya dehh..." aku berkata dan langsung bangun.
Tanpa aku suruh, Nita langsung tengkurap disebelah ku. Kemudian aku
mengambil baby oil dan menuangkannya sedikit di telapak tanganku. Aku
mulai memijat dari kaki Nita. Semakin lama semakin naik hingga ke
pahanya. Selama itu pula suasana dikamar ku jadi hening, karena diantara
kita nggak ada yang bicara. Setelah lama aku memijat daerah paha Nita.
Aku mendengar Nita mendesis pelan. Sangat pelan, tapi masih bisa aku
dengar karena pada saat itu sausana begitu hening.
"ehhmmmm....sshhhh...."
Mendengarkan Nita mendesis, tiba-tiba ada perasaan aneh muncul di otak
ku dan menjalar keseluruh tubuh ku hingga terkumpul menjadi satu di
selangkangan ku. Tiba-tiba penis ku yg tadinya lemas, langsung tegang.
Aku semakin semangat memijat Nita. Lama-lama pijatan ku berubah menjadi
rabaan lembut pada paha Nita. Nita yang tadi tidak bergerak, sekarang
mulai menggeliat kayak cacing kepanasan. Kemudian perlahan Nita membuka
pahanya guna memberi ruang untuk kedua tangan ku meraba bagian dalam
pahanya.
Posisi ku sekarang sudah berubah. Sekarang aku duduk
diantara kedua kaki Nita yang terkekang. Karena Nita pakek rok mini yang
begitu pendek, mau tidak mau, suka tidak suka aku dengan jelas bisa
melihat celana dalam Nita yang berwarna putih. Tampak jelas disitu ada
gundukan yang membuat penis ku semakin ingin melompat dan menusuknya.
Semakin aku menaikan kedua tangan ku, Nita semakin menggelinjang
kegelian. Entah dia sadar apa tidak dia berkata lirih
"Do...kalau rok ku mengganggu, lepasin aja..."
Tanpa berpikir dua kali aku langsung melepaskan roknya, dia membantu dengan mengangkat tubuhnya. Kemudian aku menarik roknya kebawah sampai terlepas. Aku terdiam sesaat waktu melihat patatnya yang begitu bulat mengembang. Hati semakin dag dig dug tak menentu menyaksikan pemandangan yg begitu indah.
"Do...kalau rok ku mengganggu, lepasin aja..."
Tanpa berpikir dua kali aku langsung melepaskan roknya, dia membantu dengan mengangkat tubuhnya. Kemudian aku menarik roknya kebawah sampai terlepas. Aku terdiam sesaat waktu melihat patatnya yang begitu bulat mengembang. Hati semakin dag dig dug tak menentu menyaksikan pemandangan yg begitu indah.
"kok diem sihh Do...?? Terusin dong...!!!" kata Nita mengiba.
Lamunan ku langsung buyar. Tanpa menjawab pertanyaan Nita, aku kemudian
meneruskan tugas ku. Semakin lama perasaan ku jadi tambah tak menentu
dan penis ku semakin keras. Semakin lama aku memandangi patat bulat
milik Nia, aku semakin gemas dibuatnya. Tanpa aku sadari tangan ku
meremas dengan keras pantat Nita.
"aawwhhh....pelan-pelan dong! Kan sakit..."
Tanpa menghiraukan kata-kata Nita aku terus menerus meremas patat Nita.
Aku melihat celana dalam Nita telah basah oleh cairan yang keluar dari
vaginanya. Yang menandakan kalau Nita sudah terbuai dalam rangsangan.
Kemudian tangan kanan ku turun dan meraba vagina Nita yang masih
tertutup celana dalam.
"Ohhh....sshttt.....aahhhhhh" Nita mendesah pelan.
Tubuh Nita menggelinjang semakin tidak terkontrol dan semakin banyak
cairan yang keluar dari vaginanya. Kemudian Nita membalikan badannya,
sekarang dia terlentang kemudian aku melepas celana dalam Nita yang
telah basah. Setelah celana dalamnya lepas aku menurunkan kepala ku
hingga berada diantara selangkangan Nita. Aku mulai menjilati paha mulus
milik Nita dan menyupangi beberapa kali hingga meninggalkan bekas merah
pada paha Nita. Semakin lama jilatan ku naik ke pangkal paha dan
menjilati daerah pangkal paha Nita. Aroma khas memek tercium begitu
menyengat di hidung ku. Aku meneruskan jilatan ku pada memek Nita.
Desahan dan erangan Nita samakin tak bisa di tahan. Wajahnya yang cantik
telah basah oleh peluh-peluh yang keluar karena sang pemilik lagi
menahan siksaan kenikmatan yang luar biasa.
Kedua tanganku mulai
mengangkat tank top dan BH Nita. Kemudian meremas-remas payudara dan ibu
jari ku menggesek-gesek serta menekan putingnya. Kadang mencubit dan
memilinnya, membuat sang pemilik semakin tak kuasa menahan kenikmatan.
Mulut Nita semakin meracau-racau tak jelas.
"Ahhh....uuuhhh...ohhh...."
"aduhh....akh...ggeeell....lliii....!!!!"
Nita menggelinjang kayak cacing kepanasan.
Mulut semakin kuat menghisap vagina Nita. Lidahku semakin liar menari-nari dan menyentil-nyentil klitorisnya. Kadang aku menggigit lembut klitoris Nita yang membuat Nita semakin tak kuasa menahan nikmat dan cairan vaginanya semakin banjir. Kemudian aku menjulurkan lidahku semakin panjang dan memasukannya kedalam liang vagina Nita.
"Ahhh....uuuhhh...ohhh...."
"aduhh....akh...ggeeell....lliii....!!!!"
Nita menggelinjang kayak cacing kepanasan.
Mulut semakin kuat menghisap vagina Nita. Lidahku semakin liar menari-nari dan menyentil-nyentil klitorisnya. Kadang aku menggigit lembut klitoris Nita yang membuat Nita semakin tak kuasa menahan nikmat dan cairan vaginanya semakin banjir. Kemudian aku menjulurkan lidahku semakin panjang dan memasukannya kedalam liang vagina Nita.
"Uhh...achh....amm....puunnn.....Dooo....!!! Hisss....ssaaap terus Do...!!!" Nita tak henti-hentinya mengerang.
Aku memasukan jari tengah ke dalam liang vaginanya hingga aku menemukan
g-spotnya. Aku menekan dan menggesek terus daerah tersebut sambil mulut
ku menghisap klitorisnya semakin lama semakin keras. Hingga aku dapat
membobol pertahanan Nita.
"Ahhh....akkhh...teee....rrruss diisss...tuuu"
Aku semakin keras menghisap klitoris Nita.
"Oohhhh.....sssse....dikkk....kittt lagggii akkkuuu....achhh....ouwhhh......ahhhhhhhhhh........!!!!"
Nita tidak dapat lagi meneruskan kata-katanya serta mengeluarkan erangan panjang yg tertahan karena dilanda orgasme yang begitu hebat. Dan tubuhnya mengejang hebat, pahanya menjepit kepala ku, tangannya menekan kepala ku semakin dalam di selangkangannya. Pinggulnya terangkat dan menyentak-nyentak tanpa bisa dia kendalikan. Ketika itu vaginanya juga mengeluarkan cairan putih lengket.
ccrrrettt....ccrrrettt....ccrrrettt.... Cairan itu meleleh dan langsung aku hisap dan aku jilat sampai habis. Kemudian Nita terkulai lemas bagai tidak punya tulang.
Aku semakin keras menghisap klitoris Nita.
"Oohhhh.....sssse....dikkk....kittt lagggii akkkuuu....achhh....ouwhhh......ahhhhhhhhhh........!!!!"
Nita tidak dapat lagi meneruskan kata-katanya serta mengeluarkan erangan panjang yg tertahan karena dilanda orgasme yang begitu hebat. Dan tubuhnya mengejang hebat, pahanya menjepit kepala ku, tangannya menekan kepala ku semakin dalam di selangkangannya. Pinggulnya terangkat dan menyentak-nyentak tanpa bisa dia kendalikan. Ketika itu vaginanya juga mengeluarkan cairan putih lengket.
ccrrrettt....ccrrrettt....ccrrrettt.... Cairan itu meleleh dan langsung aku hisap dan aku jilat sampai habis. Kemudian Nita terkulai lemas bagai tidak punya tulang.
Aku bangun dan melepas semua pakaian hingga
aku telanjang bulat. Kemudian aku melepas tank top dan BH Nita yang
telah tersingkap ke atas. Kami berdua telah bugil tanpa ada sehelai
benang pun yang menutupi tubuh kami. Aku segera menggagahi tubuh bugil
Nita yang begitu menggairahkan untuk disetubuhi. Aku mencium bibir Nita
yang merekah indah. Aku lumat bibirnya. Kita saling memainkan lidah,
saling membelit dan menghisap. Aku menurunkan ciuman ku ke leher
jenjangnya. Menelusuri senti demi senti leher Nita dan turun lagi hingga
sampai pada payudara. Aku menciumi dan menjilat payudaranya, hingga
lidah ku sampai pada puncaknya yaitu putingnya. Aku mengulum putingnya
serta menghisap seperti bayi yang menyusu. Hingga membuat libido Nita
memuncak lagi.
"Please.....fuck....me" Nita mengiba karena sudah
tak kuasa menahan serangan dariku. Sementara aku masih menyusu pada
payudaranya.
"Do....jangan siksa aku seperti ini!!! Masukan aku sudah tidak tahan....!!!"
"Do....jangan siksa aku seperti ini!!! Masukan aku sudah tidak tahan....!!!"
Aku memegang penis ku yang telah ereksi sempurna dan mengarahkannya ke
liang vagina Nita. Aku mulai menggesek-gesekan kepala penis ku ke bibir
vagina Nita hingga membuat dia mendesis kayak orang kepedasan. Aku mulai
menekan masuk sedikit demi sedikit namun gagal, karen vagina Nita
sangat sempit. Aku menekannya lagi lebih keras hingga kepala penis ku
sekarang sudah masuk. Nita memejamkan matanya sambil meringis kesakitan
karena penis ku yang berukuran diameter 4 cm dan panjang 18 cm memaksa
masuk liang vaginanya yang sempit. Aku tekan lagi hingga kepala penis ku
merasakan ada sesuatu yang menghalanginya masuk lebih dalam. Akal sehat
ku sudah hilang sehingga yang ada di otak ku hanyalah perasaan ingin
cepat-cepat menyelesaikan semua ini.
Aku sudah tidak sabar lagi.
Kemudian aku menarik penis ku keluar sedikit dan menekannya lagi dengan
sekali hentakan yang kuat sekali maka lenyaplah sudah seluruh batang
penis ku ditelan oleh vagina Nita.
"Aaaa.....saaaakk....kitttt.
Pellann....pellaaann...." Nita menjerit keras karena selaput daranya
sobek. Aku melihat Nita meneteskan air matanya. Aku jadi iba melihatnya
sehingga aku membiarkan penis ku sebentar agar vagina Nita bisa
beradaptasi dengan penis ku. Sambil aku mengulum lagi putingnya biar
rasa sakitnya sedikit berkurang. Setelah Nita berhenti meringis
kesakitan, aku mulai memompa penis ku meskipun dengan pelan-pelan. Nita
mulai mendesah lagi merasakan kenikmatan yang luar biasa. Semakin lama
aku semakin menaikan tempo penis ku hingga membuat vagina Nita menjadi
gagat dengan sejuta rasa kenikmatan.
"Ohhh....ahh....enak
bangettsss" mulut ku mulai mendesah merasakan jepitan vagina Nita yang
begitu sempit. Begitu pula Nita juga mulai menggoyangkan pinggulnya
mengimbangi penis ku yang semakin cepat menggenjot vaginanya.
"Sayang....lebih keras lagi....!!! Aku...sudah hampir...." Nita tidak
dapat meneruskan kata-katanya karena aku menggenjotnya dengan lebih
cepat lagi. Nita menggeleng-gelengkan kepalanya tak kuasa menahan
nikmat. Tangannya mencengkram lengan ku.
Clekk....clek....clokk....clok.... Suara perpaduan antara kedua alat kelamin kami.
Clekk....clek....clokk....clok.... Suara perpaduan antara kedua alat kelamin kami.
"Ahhhh.....akuu......sammpai.....ahhhhhh.........." Nita mengerang
panjang sambil tubuhnya meliuk-liuk menandakan dia orgasme untuk yang
kedua kali. Tubuhnya mengejang dan otot-otot vaginanya berkontraksi.
Vaginanya menghisap penis ku dengan sangat kuat. Dan penis ku terasa
disembur cairan hangat yang keluar dari dalam vagina Nita. Hingga
membuat pertahanan ku jebol karena tak kuasa menahan rasa geli dan
nikmat pada penis ku.
"Ahhhhhh...................."
Aku mengerang keras ketika penis ku berkedut terus aku menghentakkan penis ku lebih dalam lagi serta mengeluarkan lahar panas sperma ku. Kemudian aku terjatuh di samping Nita yang telah lemas tak berdaya. Aku melihat cairan sperma ku meleleh keluar dari vagina Nita disertai dengan darah perawan Nita. Sebenarnya aku merasa menyesal telah merenggut keprawanan Nita. Sejuta rasa bersalah membayangi pikiranku. Akhirnya aku dan Nita tertidur sampai pagi.
Aku mengerang keras ketika penis ku berkedut terus aku menghentakkan penis ku lebih dalam lagi serta mengeluarkan lahar panas sperma ku. Kemudian aku terjatuh di samping Nita yang telah lemas tak berdaya. Aku melihat cairan sperma ku meleleh keluar dari vagina Nita disertai dengan darah perawan Nita. Sebenarnya aku merasa menyesal telah merenggut keprawanan Nita. Sejuta rasa bersalah membayangi pikiranku. Akhirnya aku dan Nita tertidur sampai pagi.
Setelah peristiwa itu, kami selalu
melakukannya kalau ada kesempatan. Atau jika salah satu dari kami ada
yang menginginkannya akan kami lakukan, entah itu di kos-kosan atau pun
di hotel. Kita selalu berusaha saling memberi dan melayani dengan baik.
Posting Komentar